Jumat, 26 Agustus 2011

" AMOUR POUR ALYSSA ET ASHILLA " part 9


@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

            Rio memasuki ruang rawat inap mamanya, dilihatnya mamanya duduk dengan pandangan kosong menerawang dengan air mata yang masih mengalir dengan derasnya. Ditatapnya mamanya dengan pandangan heran+bingung+khawatir.

“ma..” panggil Rio lembut yang menatap mamanya teduh “mama kenapa?”

“Gabriel,, dia…dia..” ucap tante Manda yang menggantung dalam isakkan tangisnya

“Gabriel kenapa ma?”

“dia kakak kamu"

“maksud mama?”

“ya, dia kembaran kamu”

“mama ga salah kan? Mama bohong kan?” tanya Rio yang sangat kaget dengan perkataan mamanya, tante Manda pun hanya menggeleng lemah yang membuat Rio menghela nafas panjang

“yo, mama mohon, bawa Gabriel kembali dikeluarga kita, mama ingin kita kembali berkumpul seperti dulu” jelas tante Manda dengan mata yang berkaca-kaca yang membuat hati Rio luluh

“oke ma, nanti Rio akan usahakan” jawab Rio, tante Manda pun langsung menatapnya tidak percaya

“beneran yo?” tanya tante Manda, Rio pun hanya mengangguk sambil tersenyum tipis

-------

            Cakka melangkahkan kakinya menuju kamar Alvin, dia buka pintu kamar Alvin dan dilihatnya Alvin yang sedang duduk dikasurnya sambil memainkan PSPnya

“vin…” panggil Cakka

“apa?” tanya Alvin tanpa mengalihkan pandangannya ke Cakka

“gue mau cerita”

“cerita apa?”

“gue lagi jatuh cinta sama seseorang” kata Cakka yang sukses membuat Alvin kaget dan menatapnya heran dengan alisnya yang terangkat

“hah? Sama siapa?”

“sama….” Ucapan Cakka yang menggantung membuat Alvin semakin penasaran

“Shilla?” tebak Alvin yang disambut dengan anggukan semangat dari Cakka yang membuat hati Alvin melecos “lo beneran suka sama Shilla?” tanya Alvin yang memastikan ucapan Cakka

“iya, gue suka dia sejak gue ketemu dia, bantuin gue ya Vin, pliiisss…” pinta Cakka dengan muka memelas kepada Alvin

“hmm… nanti gue pikir-pikir dulu deh”

“ah, sialan lo Vin” kata Cakka sambil menoyor kepala Alvin “bantuin gue ya ya ya”

“liat aja nanti, udah sono gue pengen tidur” kata Alvin yang langsung mendoring cakka menuju keluar kamarnya. Ia membuka laci mejanya dan mengambil sebuah bingkai foto, yang terdapat sebuah foto gadis cantik yang sedang tersenyum lebar. Apa gue harus ngerelain lo buat Cakka, gue ga mungkin bersaing sama sepupu gue sendiri, apa mungkin gue harus mundur,shill? Batin Alvin sambil mengamati foto tersebut yang tak lain adalah foto… Shilla. Ia pun kembali meletakkan pigura tersebut ke lacinya

------

            Shilla memejamkan matanya, ia menghela nafas panjang untuk ngehilangkan sedikit bebannya, memori otaknya seperti memutar kejadian tadi siang, kejadian yang ia lihat dengan seksama tetapi tak ia dengar percakapannya, yap, kejadia tersebut adalah kejadian dimana ia melihat Ify yang sedang berbicara dengan Alvin, yang membuatnya bingung adalah, ia melihat Alvin tertawa lepas dan sedang bercanda dengan adiknya sendiri. Tatapannya yang menerawang seperti mengulang kejadian tersebut secara rinci. Ga mungkin gue bisa kayak Ify, gue emang cinta sama Alvin, cinta banget malah, tapi gue bisa ngerelain semuanya demi kebahagiaan Ify, batinnya

-------

            Ify menutup buku diarynya, sesungguhnya itu bisa bukan dibilang buku diarynya karena tak semuanya pengalamannya ia tulis disana, ia lebih suka memendam masalahnya sendiri tanpa diketahui oleh oranglain, untuk menulis diary saja ia terkadang malas. Ditatapnya buku diarynya tersebut yang berwarna perpaduan dari warna merah dan biru. Sampai kapan gue bisa kayak gini? Sampai kapan gue bisa nyembunyiin semuanya? Sampai kapan gue bisa bertahan dengan semua kebohongan ini? Batinnya. Pandangannya pun berlalih kepada sebuah bungkusan berwarna putih yang terdapat diatas mejanya, pandangan kosong tetapi memiliki sebuah arti, ia menghela nafas panjang, ia pun berjalan mengambil bungkusan tersebut dan membukanya, terdapat beberapa strip obat yang bermacam-macam, ia pun memulai meminum obat tersebut

-------

            Rio melihat pantulan tubuhnya dicermin yang terdapat dikamarnya, sempurna, pikirnya yang melihat pakaiannya. Ia melangkahkan kaki menuju meja makan, dilihatnya mamanya yang sudah siap untuk sarapan, memang mamanya semalam sudah pulang dari rumah sakit.

“morning ma” kata Rio sambil mengambil roti yang ada diatas meja makan

“morning juga Yo” jawab tante Manda

“ma, Rio berangkat dulu ya, udah telat nih” kata Rio sambil melirik jam tangan yang melingkar ditangannya dan mencium tangan tante Manda

“Yo, kamu jangan lupa buat kamu bujuk Gabriel untuk kembali tinggal disini” kata tante Manda yang sukses membuat Rio menghentikan langkahnya “gimana Yo?”

“engg… nanti Rio usahain deh ma” kata Rio yang gugup dan langsug berlari meninggalkan mamanya. Bego bego bego, kok gue bisa lupa janji gue sama nyokap masalah Gabriel sih, huh pokoknya gue harus berusaha buat bujuksi Gabriel, runtuknya dalam hati

--------

            Agni melangkahkan kakinya dari parkiran menuju kelasnya, langkahnya tiba-tiba sedikit terhenti ketika ia berpapasan dengan seseorang yaitu… Cakka. Saat langkahnya menggeser ke kiri, Cakka menghadangnya, saat ia menggeser ke kanan, Cakka kembali menghadangnya. Ish, ni orang ngeselin banget, batinnya

“mau lo apa?” tanya Agni jutek kepada Cakka

“lo kenapa jauhin gue?” tanya Cakka

“menurut lo?”

“kenapa Ag? Lo masih benci sama gue gara-gara masalah yang lalu?”

“inget ya, masalah yang lalu itu ga Cuma satu!” pekik Agni sambil menunjuk ke arah wajah Cakka dan langsung meninggalkan Cakka

-------

            Shilla berjalan dengan membawa setumpuk buku menuju perpustakaan, kalau bukan bu Winda yang menyuruhnya, ia tak mau repot-repot membawa buku ini.

Bruukkk…

Ia menabrak seseorang yang menyebabkan buku-buku yang ia bawa berjatuhan, ia pun berjongkok untuk mengambil buku tersebut, tetapi orang yang menabraknya hanya diam dan kemudian berlalu yang membuat shilla kesal, ia pun berdiri menatap punggung orang tersebut

“eh lo, bisa tanggung jawab dikit ga sih!” teriak Shilla, orang tersebut pun menghentikan langkahnya dan kemudian berbalik kearah shilla. Deg, jantung Shilla terasa berhenti berdetak melihat orang tersebut yang ternyata adalah.. Alvin, pandangan Alvin dan Shilla berhenti disatu titik yang membuat posisi mereka tertahan selama beberapa menit, tetapi tiba-tiba Alvin berbalik dan kemudian melangkah meninggalkan Shilla, maafin gue Shill, gue ga bermaksud, gue Cuma ga mau perasaan ini jadi tambah besar, gue ga mau ngecewain Cakka, batin Alvin sambil berjalan meninggalkan Shilla. Shilla pun hanya diam terpaku menatap kepergian Alvin, seseorang yang ia cintai, gue ga nyangka Vin, lo dari dulu ga pernah berubah, ga pernah nganggep gue ada, batinnya yang kemudian tersadar dari lamunannya dan kembali menuju ke perpustakaan

------

            Ify mengetuk-ketuk jarinya diatas meja untuk menghilangkan kebosanan yang sedang melandanya, ia sedari tadi menunggu Agni yang tak kunjung datang, ia pun menoleh kebelakang dan dilihatnya Ray yang sedang menggebuk-gebuk mejanya dengan mata tertutup, mungkin ia sedang menghayati bahwa meja yang ada didepannya adalah sebuah drum, Ify pun mengalihkan pandangannya kepada seseorang yang duduk disamping Ray, siapa lagi kalo Rio, duo RR ini memang sedang sibuk sendiri, Rio yang sedang membaca komik tanpa memperdulikan Ray yang sedang berisiknya setengah mati

“Ray, berisik tau!” pekik Ify yang tak tahan lagi dengan Ray, Ray pun membuka matanya dan mengeluarkan cengiran khasnya

“hehehe… maap Ify” kata Ray sambil menunjukan deretan gigi putihnya “Agni mana?”

“justru itu gue mau nanya sama lo, tuh anak kemana, jam segini belom dateng, biasanya dia yang dateng paling pagi, lo juga kan tetangganya Agni, masa lo ga tau!” cerocos Ify, Ray yang baru mengambil nafas untuk menjawab pertanyaan Ify pun terhenti

Brrraaakkk…..

Sebuah tas seperti jatuh dari langit yang tepat mendarat dimeja Agni yang membuat Ify dan Ray kaget, sedang kan Rio hanya melirik sedikit dan kembali terfokuskan dengan komiknya

“gue Ray anak yang imut dan paling ganteng sedunia” latah Ray yang sukses mendapat toyoran dari Ify

“narsis banget lo” kata Ify, pandangan Ify pun teralihkan ketika melihat seseorang yang tiba-tiba duduk disebelahnya dengan kasar yang tak lain adalah… Agni “kenapa lo ag, pagi-pagi muka lo udah ditekuk 7? Sesajen lo tadi malem kurang?”

“sialan lo Fy, itu yadi orang ngeselin bikin gue bad mood pagi-pagi” jawab Agni dengan tampang lecek

“siapa? Pasti kak Cakka ya?” tebak Ray yang tiba-tiba nimbrung, Agni pun hanya mengangguk lemah yang membuat Ray ngakak, Ify pun hanya menatap kedua makhluk tersebut dengan tatapan bingung yang sambil mengangkat kedua alisnya

“ketawa lo pengen gue bayar tau engga!” sunggut Agni kesal

“heh,, eh,, makannya dari dulu gue udah bilang, lo berdua itu jodoh” kata Ray yang mecoba menghentikan tawanya

“idih, gue mah ogah pacaran sama tuh orang, ngeselinnya tingkat akut” kata Agni

“sama kayak tuh anak dong” kata Ify sambil melirik ke arah Rio, Rio yang menyadari dirinya yang dimaksud oleh Ify pun hanya melirik Ify tajam

“apa?” tanya Rio galak

“engga, itu ada kucing lewat mental” jawab Ify asal yang membuat Rio melengos dan mendengus kesal “lo lagi ada masalah lagi sama kak Cakka, Ag?” tanya Ify yang mengalihkan pandangannya ke Agni

“masalah gue sama dia ga pernah selesai-selesai..” Agni menghela nafasnya “..dia selalu nyari masalah sama gue, setiap gue ngeliat mukanya, gue keinget masa lalu gue”

“ada masalah lain yang lo belum certain sama gue?” tanya Ify, Agni pun hanya mengangguk lemah, Ify pun tersenyum tipis “cerita aja sama gue, gue siap kok dengerin semuanya”

“dulu Cakka punya pacar namanya Oik, dia juga sahabat gue. Tiba-tiba Cakka minta putus sama Oik tanpa alasan, dan gue jadi sasaran Oik karena dia ngira Cakka selingkuh sama gue karena gue sama Cakka dulu deket banget.  Semenjak itu Oik ngejauhin gue dan mencap gue TMT-temen makan temen- dan ga hanya Oik yang ngecap gue kayak gitu, temen-temen gue satu sekolahan juga suka ngolok-olok gue, semenjak itu gue makin benci sama Cakka” jelas Agni

“itu semua masa lalu Ag, coba untuk maafin kak Cakka, toh itu semua juga Cuma salah paham, semua ini juga semua bukan semua salah kak Cakka” kata Ify, Agni pun hanya manggut-manggut. Kesalahan terbesar gue adalah kenapa gue bisa jatuh cinta sama namanya Cakka, batin agni

-----

            Shilla menutup buku biologi yang baru selesai ia baca, sesungguhnya ia sama sekali tak mengerti apa yang baru ia baca, pikirannya melayang-layang entah kemana

“kenapa Shill? Lagi ada masalah?” tanya seseorang disamping shilla… Zahra, sahabatnya ini memang selalu mengerti apa yang ia sedang rasakan saat ini, Shilla pun tersenyum tipis kepada Zahra

“engga kok ra” jawab Shilla lemas, Shilla pun melirik kearah belakang, tepat ditempat seseorang, yaitu… Alvin, dilihatnya Alvin yang sedang sibuk dengan BBnya tanpa mengubris Shilla, Shilla pun kembali mengalihkan pandangannya kembali ke arah papan tulis

-----

            Derap langkah seseorang yang berjalan diatara tumpukan buku-buku yang sangat banyak jumlahnya. Ini dia! Batin orang tersebut ketika mendapatkan buku yang sedari tadi ia cari, orang tersebut yang tak lain adalah… Ify. Langkah Ify yang semula menuju keluar dari perpustakaan pun terhenti ketika melihat seseorang yang sedang duduk sambil membaca sebuah buku, ia pun berjalan menghampiri orang tersebut yang tak lain adalah…. Alvin.

“hi kak” sapanya yang langsung mengambil posisi duduk disebelah Alvin, Alvin pun hanya menoleh ke arah Ify sambil tersenyum tipis dan kemudian kembali terfokuskan kepada buku yang sedang ia baca yang membuat Ify mengerucutkan bibirnya dan membuat Alvin terkikik”ih, ngeselin deh”

“hahaha.. becanda Fy” jawab Alvin yang tertawa puas

“huh, ga lucu deh lo kak, eh gimana?”

“gimana apanya?”

“PDKT lo sama kak Shilla?” tanya Ify yang membuat Alvin tebelalak

“kayaknya gue mau mundur aja deh” jawab Alvin lirih

“hah? Kenapa kak?”

“ada suatu alasan”

“lo kenapa sih kak? Kemarin lo semangat banget!” kata Ify dengan nada membentak

“karna…”

“karna apa?”

“gue ga bisa kasih tau ke elo”

“oke fine, gue kira lo udah mau terbuka sama seseorang, gue ga maksa, ini privasi lo kak” kata Ify dengan nada jengkel dan beranjak untuk pergi meninggalkan Alvin, tetapi ia berhenti karena Alvin menarik tangannya “kenapa lagi kak?”

“Cakka, dia alasan gue ngebatalin semua ini” jawab Alvin datar tanpa menoleh ke arah Ify “duduk lagi Fy”

“kenapa sama kak Cakka?” tanya Ify lembut

“keren dia sayang juga sama Shilla, dan gue ga mau bersaing dengan sepupu gue sendiri”

“lo takut kalah?” tanya Ify yang membuat Alvin menatapnya kaget

“bu..kan bukan karena itu” jawab Alvin gugup

“karena apa? Pengecut lo kak, udah nyerah sebelum bersaing” kata Ify yang mulai naik kembali emosinya

“Fy, cinta itu tak harus memiliki, gue bahagia kalau ngeliat Shilla bahagia”

“emangnya lo tau kalo kak Shilla bisa bahagia kalau sama kak Cakka? Tau dari mana lo kak? Sumpah gue kecewa banget sama lo, gue udah seneng kalau kak Shilla bisa bersama lo, tapi lo kayak gini kak, cinta itu butuh perjuangan” jelas Ify yang kemudian langsung pergi meninggalkan Alvin yang masih dia terpaku, ia seperti sedang mencerna perkataan Ify. Argh, tau ah, gue bingung, god please help me!!! Batin Alvin sambil mengacak-acak rambutnya

------

            Ify berjalan dilorong sekolahnya, saat ini masih waktunya jam istirahat, ia yang tampak celingak celingukan mencari seseorang, siapa lagi kalau bukan… Agni. Pandangannya terhenti ketika melihat seseorang yang dicarinya sedang diam terpaku menatap sesuatu, yap siapa lagi orang tersebut kalau bukan.. Agni. Ify yang mulai berjalan menghampiri Agni tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat Agni yang tampak melampiaskan semua emosinya terhadap bola basket yang sedari tadi tangannya, karena penasaran, Ify pun mengikuti arah pandangan Agni yang ternyata tertuju kepada sosok dua orang yang sedang berbicara, yang  tak lain adalah… Shilla dan Cakka. Tanpa ia sadari, bola yang tadi Agni pegang, dilempar kasar oleh Agni dan….

Brrruuukkk….

Seketika pandangan Ify gelap, bola basket yang tadi Agni pegang tepat sasaran mengenain kepala Ify yang membuat Agni sangat panik

---------

            Perlahan-lahan Ify membuka kedua matanya yang terasa sangat berat, kepalanya pun terasa sakit dan pusing, pandangannya pun masih kabur, ia sedikit melihat bayangan beberapa orang yang juga sedang menatapnya

“lo udah sadar Fy?’ tanya seseorang, suara yang taka sing lagi baginya yang tak lain adalah…Agni, Agni tak sendirian, disampingnya ada Ray dan Rio, Ify pun hanya mengangguk tanda ia meng-iya-kan pertanyaan Agni “Fy, maafin gue ya, tadi gue kebawa emosi dan…”

“gapapa kok Ag” sela ify sambil tersenyum tipis

“lo gimana sih Fy, bikin kita khawatir aja, tadi kak Shilla juga ke sini, dia khawatir banget sama lo, tapi dia ga bisa neminin lo terus, katanya dia ada urusan, trus tadi dia…” cerocos Ray yang terhenti karena Rio yang memotong pembicaraannya

“jangan berisik deh, gue duluan ya, mau ada urusan” sela Rio yang langsung meninggalkan ruang UKS

“kenapa tuh bocah?” tanya Agni

“dia mah udah biasa, namanya juga Mario Bros” kata Ify yang membuat Agni dan Ray tertawa

------

            Jam menunjukan pukul 3 sore, Shilla yang seperti biasa sedang bekerja disebuah stasiun radio yang biasa ditemanin oleh temannya yang tak lain adalah.. Sivia.

“sore all, kembali ketemu lagi dengan kita cewek-cewek kece” kata Shilla yang membuka acara tersebut

“hahaha.. iya nih kembali lagi dengan kita Sivia dan Shilla, sekarang topiknya adalah pengalaman, bagi yang mau curhat telefon aja kesini, siapa tau kita bisa ngasih solusi, halo?” seru Sivia

“halo!” sahur cowok di sebrang telefon

“wow, seorang cowok nih, siapa nih?” tanya Shilla

“Alvin” jawab cowok tersebut yang membuat Shilla sangat tersentak kaget

“engg..engg…” perkataan Shilla yang terbata-bata karena masih shok terhadap seseorang tersebut. Apa dia Alvin Jonathan? Ga mungkin yang punya nama Alvin banyak, Batin Shilla, Sivia yang menyadari perubahan raut wajah dari temannya ini pun langsung memotong perkataan Shilla

“Alvin sekolah atau kuliah?” tanya Sivia

“sekolah”jawab Alvin, Shilla yang merasa mengenali suara tersebut

“dimana?” tanya Shilla yang sudah mulai tenang

“di SMA Samsonia” jawab Alvin yang sukses membuat jantung Shilla terasa berhenti berdetak

“ok, Alvin mau cerita tentang apa?” tanya Sivia

“cinta” jawab Alvin

“kenapa dengan cinta lo?” tanya shilla dengan suara serak

“gue cinta sama seseorang dari dulu, tapi sepupu gue juga cinta sama orang yang sama, menurut lo gue harus ngapain?” tanya Alvin, Shilla mengigit bibir bawahnya sambil mengatur nafasnya, semoga aja orang yang dimaksud bukan gue! Batin Shilla

“hmm…kalau menurut gue lo juju raja deh sama sepupu lo itu dan kalian kan bisa bersaing secara sehat” jawab Sivia “kalo menurut lo shill?”

“hah? Yaaa… ikutin kata hati lo” jawab Shilla

“ok, makasih ya”

“ya, sama-sama itu tadi Alvin dari SMA Samsonia, sekarang kita puterin lagu yang sedikit nyangkut sama masalahnya si Alvin tadi ya, ini dia…”

(kasih tak sampai – padi)

------

            Rio melangkahkan kakinya disebuah tempat, lampu merah diperempatan jalan itu lah dimana ia sedang berada sekarang, ia yang tampak celingak celingukan mencari seseorang, tiba-tiba pandangannya teralih ke seseorang yang sedang ditengah jalan yang sedang mengamen, dia adalah.. Gabriel, saat ia melihat Gabriel yang sudah berada ditepi jalan, ia pun langsung menghapiri Gabriel dan menarik tangannya

“gue mau ngomong sesuatu sama lo” kata Rio, awalnya Gabriel sempat berontak, tetapi ia rasa Rio tak akan berbuat sesuatu yang membahayakan jiwanya

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

__ade nurmyla fauziati___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar