Jumat, 26 Agustus 2011

" AMOUR POUR ALYSSA ET ASHILLA " part 7



###########################

                Seorang gadis yang sedang berjalan menuju keluar gerbang sekolahnya, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dari depan gerbang

“ify” panggil orang tersebut, gadis yang bernama ify pun berlari menghampiri orang tersebut

“yel, lo ngapain disini lagi?” tanya ify ketika melihat orang tersebut yang ia panggil ‘yel’ yang tak lain adalah Gabriel

“kemarin kan gue ga jadi ngajak lo jalan-jalan, jadi sekarang aja, lo lagi ga sibuk sama pacar lo itu kan?” tanya Gabriel

“pacar?” tanya ify sambil mengerutkan dahinya tanda ia bingung dengan pertanyaan Gabriel

“itu, cowok yang kemarin”

“Mario bros” ceplos ify, Gabriel pun mengangguk

“kan gue udah bilangin gue ga punya pacar kayak cowok gila gitu” lanjut ify dengan muka kesal mengingat rio, Gabriel pun menghela nafas lega dan tersenyum tipis

“yaudah, jangan ngambek gitu dong, yaudah ikut gue yuk” kata Gabriel yang langsung menarik tangan ify

“kok ify pergi sama tuh anak sih! Engga rio, lo itu ga ada apa-apa ify, lo juga bukan siapa-siapanya ify, jadi lo ga perlu tau masalah pribadinya ify” batin seseorang yang mengamati ify dan Gabriel yang tak lain adalah rio

------

                Shilla yang sedang serius mencatat catatan yang berada dipapan tulis tanpa memperdulikan semuanya

“shill, gue duluan duluan ya, gapapa lo kan sendirian?” tanya Zahra yang  telah siap untuk pulang

“gapapa kok, duluan aja” kata shilla tanpa menoleh ke Zahra dan masih sibuk dengan pekerjaannya

“see you ya shill” kata Zahra

“bye” jawab shilla. Beberapa menit kemudian shilla pun menyelesaikan pekerjaannya

‘ahirnya selesai juga’ pikirnya, ia pun segera membereskan barang-barangnya, ia menyapu pandangannya dikelasnya

“gila sepi banget” gumannya yang melihat kelas yang sudah kosong tak berpenghuni

“masih ada kan orangnya” kata seseorang dari luar kelas, shilla pun menoleh ke arah pintu kelasnya, dilihatnya zevana, angel dan aren yang memasuki kelas dan berjalan ke arahnya

“hello cewek yang keganjenan” kata zevana sambil berjalan ke arah shilla, shilla pun hanya mundur beberapa langkah kebelakang, tetapi sialnya ia sudah menyentuh tembok yang membuatnya dia tak bisa berkutik, zevana yang telah berhadapan dengannya yang membuatnya semakin takut. Ia bukan lah seperti ify yang pemberani dan mampu berteriak sekeras-kerasnya, ia berbeda, apabila ia sedang ketakutan ia hanya bosa diam membisu dan hanya air mata yang ia bisa keluarkan

“ma..u apa lo?” tanya shilla yang tergagap, jantungnya berdebar cepat, ia takut ada hal-hal nekat yang dilakukan zevana dkk kepadanya

Pllllaaakkk…..

Tamparan keras zevana mendarat dipipi mulus shilla yang menimbulkan bekas memerah dan tampak diujung bibir shilla darah yang keluar karena kerasnya tamparan tersebut

“jangan sok polos deh lo, enek deh gue ngeluat tampang lo!” kata aren yang berada disamping kiri shilla dan angel yang disamping kanan shilla yang membuatnya hanya bisa pasrah

“mau tau apa kesalahan anda nona sok kecantikan?” tanya zevana sinis sambil mencengkram dagu shilla yang membuat shilla mengerang kesakitan, air mata yang sedari tadi ia tahan pun berjatuhan

“owh… si nona ini cengeng toh” kata angel

“kesalahan terbesar lo adalah….” Ucapan zevana yang mengantung, ia melihat air mata shilla yang berjatuhan, sesungguhnya hati kecilnya memberontak untuk melakukan hal ini, ia pun melepaskan cengkraman tangannya didagu shilla, ia pun menarik nafas dalam-dalam “lo udah ngerebut Alvin dari gue”

“dan lo udah ngedeketin cakka” timpal aren

“gu.. gue ga bermaksud gitu” kata shilla sambil terisak, zevana yang terdiam sesaat menatap shilla iba, ia seperti melihat cerminan dirinya pada masa lalu, cerminan dirinya beberapa tahun yang lalu. Tiba-tiba shilla terduduk sambil menangis yang membuat zevana semakin sesak, suasana saat itu hening seketika

“maa…aaff” lanjut shilla lirih

Brrrraaakkkk……

Zevana yang tiba-tiba menggebrag meja disampingnya, ia menatap shilla dengan tatapan membunuh

“mau tau alasan selanjutnya gue ngelakuin semua ini ke elo?” tanya zevana dingin kepada shilla, shilla pun hanya bisa mengangguk “masih inget kak gita?” shilla yang tersentak kaget mendengar nama itu pun mendongak kepalanya cepat

“jadi itu?” tanya shilla balik

“gue mau apa yang dulu gue rasain juga lo rasain” kata zevana datar tanpa menoleh ke arah shilla


                Zevana dulu bukan lah seorang zevana yang sekarang, ia dulu hanya lah seorang gadis lugu, cantik dan baik hati. Tetapi sifatnya berubah seketika ketika seseorang kakak kelas yang bernama gita tiba-tiba melakukan hal yang sama seperti hal yang ia lakukan sekarang kepada shilla. Dengan alasan yang sama, gita melabrak zevana ketika seseorang yang ia cintai dekat dengan zevana. Dan pada saat itu juga seorang gita yang lumaian dekat dengan shilla.

                Setelah gita lulus, zevana berniat membalaskan semua dendamnya kepada seorang shilla dan kebetulan seorang shilla yang dekat dengan cakka dan Alvin

>>

“itu masa lalu ze, dan gue juga  ga ada sangkut pautnya sama masalah itu” bantah shilla yang membuat zevana menatapnya tajam

“ga ada sangkutannya? Apa lo bilang? Lo adalah satu-satunya adek kelas yang deket sama gita, dan sekarang lo rasain itu semua!” bentak zevana, ia sudah mengangkat tangannya dan siap untuk melemparkan tamparan kedua kalinya untuk shilla

“zevana” panggil seseorang dari belakang yang membuat mereka menoleh ke arah sumber suara tersebut

“cakka” pekik shilla ketika melihat orang tersebut

“oo… ada pahlawan kesiangan toh yang mau nyelametin putri yang sedang teraniaya” kata zevana sinis

“gue minta kalian pergi” bentak cakka, zevana pun hanya tersenyum miring

“fine, kita akan pergi dari sini” kata zevana yang langsung meninggalkan cakka dan shilla yang diikutin oleh angel dan aren

“lo gapapa kan shill?” tanya cakka yang langsung berjongkok sehingga berhadapan dengan shilla yang masih mengeluarkan air matanya

“gue gapapa kok cakk” kata shilla yang berusaha menghentikan derasnya air matanya dan berusaha tersenyum tipis

“shill, itu darah” kata cakka sambil menunjuk ujung bibir shilla

“aww..” rintih shilla kesakitan

“tuh kan shill, yaudah gue anter lo pulang aja ya” kata cakka sambil membantu shilla berdiri

“gue gapapa kok, gue bisa sendiri” elak shilla

“sekali ini aja shill, ga mungkin kan lo pulang naik bis dengan mata sembab gitu” pinta cakka, shilla pun terkikik

“yaudah” jawab shilla yang membuat senyum lebar diwajah cakka. Ternyata disana tak hanya ada mereka berdua, ada seseorang yang mengamati mereka dari jauh

“maaf shill, gue ga pernah bisa tolongin lo dan gue ga ada disaat lo butuh, emang gue ga pantes buat lo” batin seseorang tersebut

-------

                Seorang pemuda memasuki rumahnya yang sangat sepi

“ma, rio pulang” teriak pemuda itu yaitu rio, ia tampak kebingungan mencari seseorang, rio pun melangkah kesebuah kamar dan mengetuknya

“ma, ini rio ma, mama ada didalam?” tanya rio, tetapi tak ada jawaban, rio pun memutuskan membuka pintu tersebut. Ia tersentak kaget melihat kamar mamanya yang berantakan dan beberapa barang yang pecah, ia menyapu pandangannya untuk mencari mamanya

“ma, mama dimana?” tanya rio dengan suara bergetar yang menahan tangisnya, takut terjadi sesuatu yang terjadi dengan mamanya, pandangannya pun terhenti ketika melihat seseorang yang sedang tergeletak dilantai

“mama” pekik rio ketika melihat sesosok itu adalah mamanya, ia pun menghampiri mamanya, dilihatnya dahi mamanya yang mengeluarkan darah. Ia pun segera membawa mamanya menuju rumah sakit

------

                Ify dan Gabriel yang sampai disuatu tempat yang ternyata adalah sebuah pemukiman kumuh. Ify yang tiba-tiba mendapatkan ide, ia pun meraih kamera LSRnya dari tasnya yang membuat Gabriel cengo

“gini-gini gue juga punya barang bagus, ini hadiah ultah gue oma gue” kata ify yang membuat Gabriel terkikik

“Gabriel..” panggil ify, Gabriel pun menoleh ke arah ify dan

Ckkrriikkk….

Ify yang berhasil mendapatkan foto Gabriel yang dengan tampang yang sangat lucu, dan membuat ify ketawa ngakak

“hahaha… tampang lo lucu banget yel” kata ify, Gabriel pun mengerucutkan bibirnya

“puas lo?” tanya Gabriel jutek, ify pun sedikit-dikit berusaha menahan tawanya

“eemmpphh… maap yel” kata ify yang menahan tawanya “eh, lo sebenernya ngapain ngajak gue kesini?”

“eng.. ga ngapa-ngapain sih, pengen aja ngobrol sama lo”

“sarap lo yel, emangnya lo ga kerja?” Gabriel pun menggeleng “kenapa?”

“gapapa, lagi pengen aja sekali-kali jalan sama lo” ify pun tertawa kecil mendengar jawaban Gabriel “lo mau temenin gue ke suatu tempat ga?”

“kemana?”

“udah ikut aja, nanti lo juga tau kok” kata ify yang langsung menarik tangan Gabriel

-------

                Seorang pemuda duduk dilorong rumah sakit, perlahan terlihat diujung matanya sebuah buliran air matanya. Menyadari air matanya yang mulai berjatuhan, pemuda tersebut langsung menghapus butiran-butiran tersebut, ia tak mau dibilang sebagai seorang cowok yang lemah. Pemuda tersebut mencengkram jaket yang ia seperti menahan emosinya

“arrrrgggghhh……” teriak pemuda tersebut sambil meninju tembok yang ada disampingnya untuk melampiaskan semua emosinya

-------

                Ify dan Gabriel sampai disuatu tempat yang sangat membuat gabrile tersentak kaget, ify yang mengajaknya untuk pergi ke pemakaman

“lo pasti kaget kan gue aja lo kesini?” tanya ify, Gabriel pun hanya menatapnya sambil mengangkat kedua alisnya, ify pun hanya tersenyum tipis

“ma, pa, ify dateng” ucap ify yang langsung berjongkok diantara dua buah makam, ify pun menaburkan bunga yang tadi sempat ia beli

“ma, pa maaf ya kalo ify jarang dateng ke sini, keadaan kak shilla baik” kata ify yang menghela nafas berat

“ma, pa, ify kangen” lanjut ify dengan suara parau yang menahan air matanya, ia mengelus-elus makam kedua orang tuanya, Gabriel pun menatap seorang gadis yang berada disampingnya iba “oh, iya, ify ke sini sama temen ify, kenalin ini Gabriel” lanjut ify yang berusaha mencoba tersenyum walaupun menjadi senyum pahit

“eng.. fy, kita pulang yuk, udah sore nih” kata Gabriel yang sebenarnya sangat bingung dengan sikap ify, ify pun hanya mengangguk “fy..”

“kenapa yel? Lo pasti bingung kan gue ngajak lo ke sini?” tanya ify, Gabriel pun hanya bisa mengangguk, ify menghela nafas berat “tadi makam ortu gue yang udah meninggal”

“maksud lo?” tanya Gabriel sambil memegang kedua pundak ify sehingga membuat gadis mungil ini berhadapan dengannya

“ya, gue seorang yatim piatu yang tinggal sama kakak gue” kata ify dengan suara parau yang tampak menahan bulir-bulir air matanya, Gabriel pun menarik ify kedalam pelukkannya

“lo harus kuat fy, lo masih beruntung punya kakak yang sayang sama lo, gue selalu ada disini untuk lo” kata Gabriel yang masih mendekap ify dalam pelukkannya, entah mengapa ify merasa nyaman, ify pun melepaskan pelukkan Gabriel

“tenang aja kok yel, gue udah biasa kayak gini, liat gue gapapa kan” kata ify sambil memperlihatkan senyum lebarnya, yang membuat Gabriel tersenyum kecil

“yaudah, balik yuk fy” ajak Gabriel, ify pun hanya mengangguk

--------

                Ify berjalan memasuki rumahnya, Gabriel yang tadinya ingin mengantarnya tetapi tak jadi karena ify tak mau merepotkannya. Dilihatnya rumahnya yang sepi, mungkin saat ini kak shilla lagi siaran, pikirnya. Tetapi seorang wanita datang menghampirinya

“udah pulang fy?” tanya orang tersebut yaitu shilla

“lah? Lo ga siaran kak?” tanya ify yang melihat shilla yang menghampirinya, shilla menggeleng “kenapa?”

“huft… nanti gue certain semuanya, sekarang lo lebih baik ganti baju dulu deh” kata shilla, ify pun hanya mengangguk dan segera masuk ke kamarnya

-------

                Cakka melangkah menuju kamarnya, langkahnya terhenti ketika melihat Alvin yang sedang duduk diruang tengah sambil menonton tv

“baru pulang lo?” tanya Alvin tanpa menoleh ke arah cakka, cakka pun mengangguk dan duduk disamping Alvin “dari mana aja?”

“eng.. tadi gue ada urusan”

“oh, ngapain?”

“ga ngapa-ngapain sih, main aja ke rumah temen gue” jawab cakka, Alvin pun hanya tersenyum miring, ia tahu bahwa sepupunya yang satu ini telah berbohong kepadanya, Alvin pun hanya manggut-manggut “gue duluan ke atas ya”

“lu udah bohong sama gue, ini bukan cakka yang gue kenal” batin Alvin

--------

                Ify yang masih asik membaca novelnya, entah mengapa ia tak fokus seperti biasanya, ia merasa gelisah, seperti ada yang mengganjal dihatinya, tetapi ia tak mengubrisnya

“kok tadi gue ngerasa nyaman banget deket iel ya, trus kok tadi iel peluk gue ya? Eng.. apa jangan-jangan…..” batin ify

Tok..tok…tok…

Pintu kamar ify yang diketuk oleh seseorang

“masuk” kata ify, pintu tersebut pun terbuka dan dilihatnya shilla yang berdiri didepan pintu kamarnya

“kenapa kak?” tanya ify, shilla pun masuk ke kamar ify “tumben lo ngetuk pintu, biasanya main nyelonong aja”

“gue mau cerita masalah tadi” kata shilla yang berdiri membelakangi ify dan menghadap jendela mentap langit pada malam itu, shilla menghela nafas berat “tadi gue dilabrak sama zevana dkk”

“hah? Berani banget tuh orang” sela ify yang mengepalkan tangannya yang sudah terbawa emosi

“lo masih inget kak gita?” tanya shilla, ify pun mengernyikan dahinya dan menggeleng

“kakak kelas yang dulu pernah ngelabrak zevana” kata shilla yang masih membelakangi ify, ify yang merasa ada sesuatu yang cair yang mengalir dari hidungnya, ia pun segera mengelap aliran tersebut dengan sapu tangan yang kebetulan ada dimeja disampingnya

“semoga kak shilla ga curiga” batin ify yang masih terus mengelap cairan berwarna merah tersebut

“dia mau bales dendam sama gue fy, sumpah gue takut banget” kata shilla lirih yang masih belum menyadari perubahan ify yang berada dibelakangnya “menurut lo gue harus gimana fy?”

“eng..eng.. kalo lo ga merasa bersalah, cuek aja, lo harus ngelawan dia, tunjukin kalo lo bukan orang yang lemah” kata ify yang takut bahwa shilla menyadari perubahannya, shilla pun membalikkan badannya dan senyum lebar merekah di wajahnya

“lo emang adek gue yang the best deh” kata shilla sambil mengacak-acak rambut ify, ify pun hanya tersenyum tipis

“yaudah, sono keluar lo, gue pengen tidur nih!” kata ify yang mendorong shilla keluar dari kamarnya

“huft.. untung kak shilla ga curiga” guman ify ketika shilla keluar dari kamarnya

-----

                Shilla memasuki kamarnya dan duduk dipinggir kasunya

“kok,  gue merasa ada yang aneh sama ify akhir-akhir ini deh” guman shilla  “emang sih dari dulu anaknya tertutup, tapi kayaknya sekarang ada rahasia yang penting dalam dirinya” shilla pun mengambil sebuah pigura foto yang ada dimeja

“ma, pa, shilla kangen, ify udah berubah ma, pa. seandainya mama sama papa masih disini, pasti mama sama papa bantuin shilla buat nyelesaiin masalah ify yang shilla juga ga tau” guman shilla sambil menatap foto tersebut, tetesan air matanya pun terjatuh membasahi foto tersebut yang ternyata adalah foto keluarganya

“mama, sama papa bantu doain shilla sama ify disini ya” kata shilla yang kemudian meletakkan kembali foto tersebut ditempat semula dan beranjak tidur

##########################################



_ade nurmyla fauziati_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar