Jumat, 26 Agustus 2011

" AMOUR POUR ALYSSA ET ASHILLA " part 8



&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&


                Ify membuka kedua matanya, dilihatnya jam dinding yang menunjukan pukul 5.30. ia pun melihat sebuah kertas yang tergeletak dimeja disebelah tempat tidurnya, ia pun mengambil kertas tersebut yang bertuliskan

Fy, gue berangkat duluan, gue hari ini ada urusan
Sori gue ga bangunin lo soalnya lo tidur nyenyak banget
Shilla

                Ify tersenyum tipis membaca kertas tersebut, surat dari kakak semata wayang yang sangat ia sayangi. Seseorang yang sangat perhatian kepadanya.

“gue sayang lo kak dan gue ga mau kehilangan lo” guman ify yang kemudian beranjak untuk mandi

------

                Ify berjalan dari gerbang menuju kelasnya, ada sesuatu hal yang menyita perhatiannya yang membuat langkah ify terhenti. Kak Alvin ngapain ya disitu? Batinnya ketika melihat seseorang yang berdiri dengan tatapan tajam yaitu Alvin, ia seperti sedang memperhatikan sesuatu yang sangat serius yang juga menyita perhatian ify. Ify pun mengikuti arah pandangan Alvin, yang ternyata tertuju kepada shilla yang sedang tertawa lepas dipinggir lapangan, disanashilla tak sendirian ada cakka disebelahnya yang terlihat sedang menggodanya. Kak cakka lagi bercanda sama kak shilla, kok kak Alvin merhatiin mereka berdua ya? Apa mungkin kak Alvin….., pikir ify yang kemudian dikagetkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya

“eh, lo ag” kata ify yang melihat orang yang menepuk pundaknya adalah agni

“lo ngapain fy?” tanya agni

“eng…eng… ga ngapa-ngapain” bantah ify, karena curiga agni pun mengikuti arah pandangan ify

“kak Alvin….” Ucapan agni yang menggantung “ kak shilla sama cakka?” lanjut agni yang langsung menatap ify

“kenapa ag?” tanya ify yang heran dengan agni, agni pun melengos, tangannya yang mengepal menahan emosinya “lo kenapa ag?” bukannya menjawab agni langsung meninggalkan ify yang meninggalkan tanda tanya besar dikepala ify. Agni kenapa lagi? Apa dia cemburu sama kak cakkka? Engga, agni itu kan benci banget sama kak cakka, tapi kan benci sama cinta tipis, batin ify yang dihujami banyak tanda tanya besar

“argh, tau ah, urusan mereka, gue ga berhak ikut campur” guman ify yang kemudian mengejar agni menuju kelasnya

-------

                Ify berjalan memasuki kelasnya, dilihatnya agni yang sedang menaruh kepalanya diatas meja,  ia mengigit bibir bawahnya, tangannya yang meremas ujung roknya, terlihat sekali agni yang rapuh yang membuat ify sangat iba melihatnya. Ify menoleh kearah ray yang sedang menatapnya dengan tatapan-kenapa tuh anak?- ify yang mengerti dengan tatapan ray pun hanya mengangkat kedua bahunya tanda ia juga tak mengerti dengan salah satu sahabatnya ini. Ia duduk disebelah agni

“ag, lo kenapa?” tanya ify lembut dengan tatapan teduh, agni pun perlahan mengangkat kepalanya dan menatap ify , ia menarik nafas dalam-dalam

“gue gapapa kok fy” jawab agni yang kelihatan sok tegar

“cerita aja sama gue ag” kata ify, agni pun menggeleng

“gue ga kenapa-kenapa fy, tiba-tiba mood gue rusak aja” jawab agni yang mengalihkan pandangannya ke arah lain, jelas sekali bahwa perkataan agni ini adalah sebuah kebohongan, ify yang mengerti dengan perasaan agni sekarang, ia pun hanya mengehela nafas

“oke, kalau udah siap, gue siap kok jadi pendengar setia lo” kata ify dengan nada bercanda, agni pun menoleh ke ify dan tersenyum

“thanks” ucapnya, ify pun hanya mengangguk

“akhirnya selesai juga telenovela didepan gue, so sweet” kata seseorang dibelakang ify dan agni yang tak lain adalah ray, saontak ify dan agni pun mengalihkan pandangannya ke ray yang sedang cengar cengir dengan wajah watadosnya, ify pun menoyor kepala ray

“nyengir bae lo” ucap ify “ngomong-ngomong sohib lu yang super duper rese?”

“rio?” tanya ray, ify pun mengangguk

“ciiee…ciiiee… ify nyariin rio nih” goda agni

“jangan-jangan ify sama rio….” Kata ray yang menggantung karena melihat tatapan ify yang terlihat seperti tatapan mau nelen dia idup-idup “kenapa?” tanya ray watados

“mau ngomong apa lo?” tanya ify galak sambil menodongkan pensil diarah pandangan ray

“hehehe… engga kok neng ipy surtipi” cengir ray

“apa lo? Manggil gue kayak gitu, seenak jidat aja lo ngeganti nama orang, mana nasi kuningnya!” cerocos ify sambil memaju mundurkan pensilnya. Kerusuhan mereka pun berhenti ketika melihat bu winda yang telah masuk ke kelas mereka

------

                Alvin menopang dagunya sambil melamun dengan tatapan menerawang, cakka yang disampingnya hanya menatapnya heran. kenapa cakka bisa segitu dekatnya sama shilla ya? Apa mungkin mereka….., batin Alvin yang terhenti karena cakka menganggunya

“vin..vin..vin” panggil cakka sambil menggoyang-goyangkan bahu Alvin, Alvin pun terpaksa menoleh ke arah cakka

“kenapa?” tanya Alvin datar

“lo lagi ada masalah?” tanya cakka Alvin pun menggeleng “kenapa sih vin? Cerita dong sama gue” pinta cakka dengan nada merengek sambil menarik-tarik lengan baju Alvin

“want to know aja” kata Alvin yang langsung melakukan kegiatannya seperti semula yang membuatnya mendengus kesal

“huh, aping a asik nih” guman cakka, Alvin yang sebenernya mendengar pun tak mengubrisnya. Maaf kka, gue ga bermaksud, batinnya yang Nampak menyesal

------

                Ify melirik bangku dibelakangnya yang tampak kosong, tak ada orang yang menempati bangku tersebut. Kelas yang Nampak sepi karena saat ini adalah saatnya istirahat, hanya agni yang sedang sibuk menyalin prnya, ify yang Nampak tidak lapar hari ini, entah mengapa ia samasekali tak ada nafsu makan.

“fy, keluar yuk, bosen nih” kata agni yang membuyarkan lamunan ify, ify pun hanya mengangguk dan menikuti langkah agni, langkah agni yang tiba-tiba berhenti ketika melihat  dua insan yang sedang bercanda, tangan agni yang kembali mengepal yang menahan emosinya

“kenapa ag?” tanya ify yang heran dengan perubahan sikap agni

“gue ke toilet dulu fy” kata agni yang langsung menunggalkan ify yang masih cengo. Ih, agni mah ga asik dia yang ngajak dia yang ninggal, mendingan gue ke taman belakang aja deh, batin ify yang kemudian melangkah ke taman belakang sekolah. Ternyata tanpa mereka berdua sadari ada seseorang yang mengamati mereka. Kenapa kok agni ngeliatin gue kayak gitu? Apa dia cemburu? Engga, dia benci sama gue, dan mungkin selamanya dia ga bakal mau maafin gue, batin orang tersebut

------

                Ify menghentikan langkahnya ketika melihat seseorang yang sedang duduk dibelakang sekolah, tatapan orang tersebut tanpak menerawang. Samperin ga ya? Samperin aja deh, batin ify ia pun melangkah menghampiri  orang tersebut

“kak Alvin” panggil ify kepada orang tersebut yaitu Alvin, Alvin pun menoleh ke arah ify

“eh lo fy, sini duduk” kata Alvin, ify pun duduk disamping Alvin, suasana hening seketika

“kak, lo lagi ngapain disini?” tanya ify yang menoleh ke arah Alvin, memperhatikan lekuk wajah indah Alvin, Alvin pun menggeleng

“ga ngapa-ngapain, iseng aja” jawab Alvin tanpa menoleh ke arah ify

“yang bener kak? Tatapan mata lo itu mencerminkan kalo lo lagi ada masalah” kata ify lebai, Alvin pun menoyor kepala ify

“gaya lo fy, beneran gue ga kenapa-kenapa” bantah Alvin, ify menelngos sambil menghela nafas panjang, walaupun perkenalannya dengan Alvin lumaian singkat, ia sudah mengerti sifat-sifat Alvin yang menurutnya aneh bin ajaib. Mungkin ini saatnya mulai terbuka sama seseorang, batin Alvin yang melihat kekecewaan besar diwajah ify

“fy…” panggil Alvin, tetapi ify hanya diam “ gue mau cerita sesuatu ke elo” seperti mendapatkan hadiah, ify langsung menatap Alvin dengan jawab yang berseri-seri

“apa kak? Apa?” tanya ify antusias, Alvin pun melengos

“nyeh, semangat banget lo” kata Alvin yang membuat ify kembali cemberut, Alvin pun hanya tertawa kecil melihat wajah ify yang menurutnya sangat lucu “iya deh, gue ngalah, gue lagi jatuh cinta sama…..” kata-kata Alvin yang menggantung membuat ify semakin penasaran

“sama siapa kak?” tanya ify dengan mata yang berbinar-binar, Alvin menghela nafas berat

“sebenernya gue udah suka dia sejak masuk sma ini, dia…” kata Alvin yang kembali mengantung “..shilla”

“kak shilla?” tanya ify yang sangat kaget mendengar jawaban Alvin, Alvin pun hanya mengangguk

“lo kenal dia?”

“yaiyalah gue kenal, dia kakak gue” jawab ify santai yang membuat Alvin kaget

“lo kakak beradik sama dia?” tanya Alvin, ify pun hanya mengangguk

“ayo kak, gue dukung lo sama kak shilla” kata ify sambil menepuk pundak Alvin

“iya adik ku” ucap Alvin gemas sambil mengacak-acak poni

“ah, kak Alvin mah jadi berantakan nih! Idih, siapa juga yang mau jadi adiknya cina sipit jelek” kata ify yang memeletkan lidahnya ke Alvin, Alvin pun menoyor kepala ify

“sialan lo fy, gini-gini gue ganteng tau” kata Alvin narsis

“eh, kak shilla udah tau tentang perasaan lo?” tanya ify, Alvin pun hanya menggeleng “bilang dong, jadi cowok yang gentle” Alvin pun hanya tersenyum tipis

“nanti tunggu saatnya” kata Alvin sok misterius

“cielah, yang mau nembak kakak gue yang tercinta, jangan lupa nanti pajaknya ya” kata ify yang langsung tertawa puas, Alvin pun hanya tersenyum tipis melihat gadis yang disampingnya. Ternyata disana tak hanya ada mereka berdua, ada seseorang yang sedari tadi mengamati mereka berdua dari jarak yang cukup jauh. Kok Alvin bisa deket banget sama ify, bercanda segala, gue pengen kayak ify yang bisa deket sama Alvin, batin orang tersebut.

-------

                Agni membasuk mukanya dengan air yang keluar dari keran, ditatapnya pantulan wajahnya dari cermin, keadaan toilet yang lumaian sepi yang memungkinkan ia untuk berteriak sekeras-kerasnya

“argh.. guebenci lo!” kata agni yang emosi sambil meninju tembok “kenapa disaat gue udah mulai maafin lo, lo malah ngecewain gue lagi!” ia menghela nafas panjang yang berusaha meredam emosinya, ia pun berjalan keluar toilet dan langkahnya terhenti ketika berpapasan dengan seseorang

“eh, lo ag” kata orang tersebut yaitu cakka, agni pun hanya tersenyum miring dan langsung pergi meninggalkan toilet tanpa member sepatah kata pun kepada cakka. Gue udah dengar semuanya ag, maaf kalo gue ngecewain lo terus, batin cakka yang menatap punggung agni yang sudah menjauh darinya

--------

                Keadaan kelas yang lumaian ramai, banyak siswa siswi yang sedang bercanda, mengobrol atau sekedar ngegosip. Tetapi tidak dengan beberapa siswa yang sedang melamun yang larut dalam masalah yang sedang menimpanya. Terlihat Alvin yang sedang menatap kosong komiknya yang sama sekali ia tak baca. Bener juga kata ify, gue akan ngungkapin perasaan gue ke shilla, mungkin akhir-akhir minggu ini, batin Alvin.

                Tak jauh berbeda dengan Alvin, cakka yang sedang menatap kosong keluar jendela tepatnya lapangan basket yang sedang dipakai oleh kelas ifydkk. Yap, cakka menatap  seseorang yang tak lain adalah seorang agni yang sedang bermain basket yang kelihatan tampak lincah, tetapi menurutnya agni tak bermain sebagus biasanya, ia tampak emosi saat bermain ‘gue benci lo! Kenapa saat gue udah maafin lo, lo ngecewain gue lagi!’ perkataan agni yang tadi terngiang-ngiang difikirannya, kata-kata yang sangat jelas ia dengan dan tertuju kepadanya, ingin rasanya ia meminta maaf kepada agni, tetapi agni selalu saja mengelak dan pergi meninggalkannya. Ia menghela nafas berat, mungkin ini akibat kesalahannya beberapa tahun silam.

                Shilla yang sedang mencoret-coret halaman belakang buku tulisnya, entah mengapa saat ini ia sama sekali tak ada mood untuk mengobrol dengan Zahra. ‘I will exchange my shelf, if I can be like she’ sebuah kalimat yang ia tulis, ‘aku ingin mengubah diriku bila aku bisa seperti dia’ sebuah perkataan yang lumaian sulit dimengerti, ia menutup buku tulisnya dan meletakkan kepalanya dia atas meja

---------

                Ify memasukkan buku-bukunya kedalam tasnya, dilihatnya ray dan agni yang sudah  menunggunya , hari ini ia memang ada janji dengan ray dan agni untuk menjenguk mamanya rio dirumah sakit, tadi ray mendapat berita bahwa rio hari ini tidak masuk karena menunggu mamanya yang sedang dirawat

“jadi ga fy?” tanya ray

“eng.. jadi lah, udah sono anterin agni, nanti gue sendirian naik bis aha” kata ify

“lo yakin fy sendirian?” tanya agni, ify pun hanya mengangguk “yaudah, kita duluan ya” kata agni

“nanti kalau kalian udah nyampe jangan lupa kabarin gue” kata ify, ray pun hanya mengancungkan jempolnya. Ify menghela nafas, ia berjalan sendirian menuju keluar gerbang, dilihatnya kembali seseorang yang sedang menunggunya

“Gabriel” panggilnya kepada orang tersebut yaitu Gabriel, Gabriel pun menoleh ke arah ify dan tersenyum manis “lo ngapain disini?”

“mau ngajak lo jalan-jalan kayak kemarin”

“tapi gue hari ini ga bisa, gue mau ke rs”

“siapa yang sakit?”

“nyokapnya rio”

“lo sendirian ke sana?”

“tadi sebenernya ada agni sama ray, tapi gue suruh duluan”

“gue boleh ikut?” tanya Gabriel yang membuat ify terbelalak “gue Cuma mau nganterin lo doang kok” ify pun tersenyum dan mengangguk

“okey, yaudah ayo jalan, nanti agni sama ray lama nungguinnya” kata ify Gabriel pun tersenyum dan mengikuti langkah ify

-------

                Gabriel dan ify melangkah dilorong rumah sakit, mereka sedang mencari dimana tempat rawat mamanya rio

“ruang mawar, kamar nomor 23” guman ify saat berjalan mencari ruang inap mamanya rio

“itu kali fy, tempatnya” kata Gabriel sambil menunjuk suatu kamar yang didepannya tertulis angka 23, ify pun tersenyum tipis, perlahan ify membuka pintu tersebut yang terlebih dahulu mengetuk pintunya, dilihatnya rio, agni, ray, dan tante amanda-mamanya rio- yang sedang menoleh ke arahnya, ify pun tersenyum

“siang tante” sapa ify ketika menghampiri tante manda

“ma, kenalin ini ify, teman aku, disampingnya….” Kata-kata rio yang menggantung

“dia Gabriel, temen saya” sela ify, tante manda pun menatap Gabriel lekat-lekat, ia seperti tidak asing lagi dengan wajah Gabriel

“yo, bisa tinggalin mama disini sama Gabriel sebentar?” tanya tante amanda yang membuat yang lainnya terbelalak, rio pun langsung mengangguk dan member kode kepada ify, ray dan agni untuk keluar. Diruang ini hanya tersisa tante manda dan Gabriel yang terlarut dalam lamunannya masing-masing

“eng… maaf tante mau ngomong apa ya?” tanya Gabriel hati-hati

“kamu punya orang tua?” tanya tante amanda yang membuat Gabriel sangat terbelalak, ia menghirup nafasnya dalam-dalam untuk mengumpulkan keberaiannya

“saya hidup dari kecil hanya sebatang kara, orangtua saya sudah meninggal” jawab Gabriel lirih sambil menunduk, tante amanda yang merasa bersalah akibat perkataannya

“maaf, saya ga bermaksud, kamu mirip sekali dengan anak saya”

“gapapa kok tante, bukannya anak tante rio doang ya?”

“engga, saya punya salah satu anak lagi, kakaknya rio, dia hilang, umurnya kira-kira sepantaran kamu, kalau boleh tau kalung apa yang kamu pake?” tanya tante amanda yang menunjuk sebuah kalung yang melingkat dileher Gabriel

“ini sudah ada dari dulu tante, ini pemberian orangtua saya” jawab Gabriel, tiba-tiba tante amanda yang langsung memeluk Gabriel yang membuat Gabriel sangat tersentak kaget

“eng… maaf tante” kata Gabriel yang mencoba melepaskan pelukan tante amanda

“kamu anak tante Gabriel, kamu kakaknya rio” kata tante amanda sambil memegang kedua bahu Gabriel

“maksudnya?”

“kamu anak tante yang hilang”

“engga, ga mungkin orangtua saya udah meninggal” kata Gabriel dengan ekspresi tidak percaya, tante amanda pun mulai mengeluarkan butiran-butiran bening air matanya

“Gabriel, ini mama”

“engga, mama saya sudah meninggal, misi tante” bentak Gabriel yang langsung meninggalkan tante amanda dan keluar dari ruang rawat inap

-----

                Rio, agni, ify dan ray yang sedang mengobrol diruang tunggu menunggu pembicaraan tante manda dan Gabriel selesai

“yo, sebenernya nyokap lo sakit apa sih?” tanya ify, rio menghela nafas

“nyokap gue ga sakit” jawab rio lirih

“terus kenapa bisa dirawat?” tanya ray

“kemarin bokap gue ke rumah gue dan minta duit sama nyokap gue tapi nyokap gue ga kasih” jawab rio dengan pandangan menerawang

“nyokap bokap lo…” perkataan agni yang menggantung

“mereka udah cerai setahun yang lalu” sela rio lirih

“jadi ini yang buat lo berubah?” tanya ray, rio mengangguk lemas

“kalo lo lagi ada masalah, cerita aja sama kita-kita” kata ify, rio pun hanya tersenyum tipis. Pembicaraan mereka terhenti karena Gabriel yang sudah keluar dari kamar rawat tante Amanda

“gimana yel?” tanya ify yang menghampiri Gabriel

“fy, gue balik duluan ya, mau ada acara” kata Gabriel

“oh, yaudah” kata ify, Gabriel pun tersenyum tipis dan meninggalkan ify

“yo, kita balik juga ya, udah sore nih” kata agni

“duluan ya bro” kata ray, rio pun hanya mengangguk dan masuk ke dalam kamar rawat mamanya

&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&



_ade nurmyla fauziati_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar