Jumat, 26 Agustus 2011

" AMOUR POUR ALYSSA ET ASHILLA " part 10



==================================

                        Gabriel dan Rio sampai disuatu tempat, kedua saudara kembar itu hanya saling menatap dengan tatapan kebencian

“lo mau apa bawa gue kesini?” tanya Gabriel

“gue minta lo kembali ke rumah” jawab Rio singkat tanpa menatap Gabriel

“hah? Segampang itu lo minta gue kembali ke keluarga lo itu!”

“bukan gue yang minta, tapi nyokap”

“terserah siapa yang mau minta gue kembali ke rumah itu, yang pasti gue ga akan kembali ke keluarga lo”

“kenapa?”

“gue benci sama nyokap lo!”

“kenapa? Nyokap gue kan nyokap lo juga, lo kakak gue!” ucap Rio dengan nada membentak, Gabriel pun hanya tersenyum miring

“gue ga punya nyokap kayak gitu, gue hanya sebatang kara disini, ortu gue udah meninggal, dan gue juga ga punya adek kayak lo!” jawab Gabriel dengan nada sinis

Buuuuggghhh…

Tonjokan Rio tepat mengenai pipi kanan Gabriel, Gabriel pun hanya meringis kesakitan

“hah? Apa mau lo! Lo ga terima kasih banget sama nyokap yang udah ngelahirin lo!” bentak Rio, Gabriel pun bangun untuk berdiri

“nyokap macam apa dia? Masa lupa sama anaknya sendiri, bertahun-tahun gue mencoba hidup mandiri, bertahun-tahun gue berusaha memperhatankan hidup gue, tapi dimana dia? Dia Cuma enak-enakan hidup tanpa inget gue yang jelas-jelas anaknya, dan bilang sama nyokap lo, gue ga akan mau kembali ke rumah megah lo itu!” kata Gabriel yang langsung meninggalkan Rio yang tampak terpaku dengan perkataannya.

-------


            Seorang gadis melangkahkan kakinya disebuah jalan yang pada saat itu lumaian sepi, bis yang sedari tadi ia tunggu tak kunjung datang, ia pun memutuskan berjalan kaki menuju rumahnya, diperjalanan ia merasakan kepalanya sangat pusing dan berat. Aduh, gue kenapa lagi, mana dijalan ini sepi banget, tuhan kuatkan lah hambamu ini, batin gadis tersebut. Tetapi ia merasakan kepalanya lebih berat dan pandangannya pun kabur.

Brrruukkk…

Gadis tersebut pun pingsan


------

            Rio melajukan mobilnya disebuah jalan yang sepi, entah mengapa ia lebih memilih tidak pulang terlebih dahulu, mobilnya ia lajukan tak tentu arah, entah dimana ia sekarang berada, emosi yang sudah mengendalikan dirinya

“argghh…” erangnya sambil memukul stip mobilnya

Cccciiiittttt…..

Bunyi rem mobilnya yang berhenti mendadak ketika melihat seseorang yang sedang tergeletak dijalan raya, keadaan jalan yang pada saat itu lumaian sepi, awalnya Rio tak tertarik untuk menolong gadis tersebut, tetapi ia melihat gadis tersebut mengenakan seragam yang sama dengannya, ia pun keluar mobilnya untuk melihat gadis tersebut

“Ify..”pekiknya kaget ketika melihat gadis tersebut yang ternyata adalah… Ify, ia pun segera membawa Ify menuju mobilnya

-------

            Rio melirik gadis yang berada dijok mobil belakangnya, mobilnya yang memasuki pekarangan rumahnya, awalnya Rio memang ingin mengantarkan Ify pulang, tetapi niatnya ia urungkan karena ia mengetahui Ify hanya tinggal dengan Shilla dan mungkin sekarang Shilla juga masih bekerja. Rio menggendong Ify menuju kamarnya

“Yo, itu siapa?” tanya Tante Manda ketika melihat anaknya tak sendirian

“dia Ify mah, mama masih inget kan? Yang kemarin jenguk mama” jawab Rio, Tante Manda pun hanya menganggut-manggut

“dia kenapa?”

“tadi Rio ngeliat dia pingsan dijalan, io duluan ya, berat nih” kata Rio yang langsung meninggalkan mamanya dan menuju kamarnya, mamanya pun hanya mengamati anaknya sambil tersenyum simpul

-------

            Ify perlahan-lahan membuka matanya, dilihatnya ruangan yang sangat asing baginya, ia pun beranjak bangun dari tidurnya, kepalanya masih berat dan sedikit pusing, tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke kamar tersebut

“lo udah sadar?” tanya orang tersebut yaitu… Rio, Ify pun hanya tersenyum tipis dan mengangguk

“gue dimana?” tanya Ify

“lo dikamar gue” jawab Rio, Ify pun tersentak kaget dan menatap Rio dengan tatapan seperti ingin menelan Rio iduk-idup “gue ga ngapa-ngapain lo” Ify pun menghela nafas lega, sedang kan Rio hanya melengos

“gue kenapa bisa disini?” tanya Ify

“tadi gue ngeliat lo pingsan dijalan”

“gue pingsan lagi?”

“iya, sekarang mendingan lo makan dulu” kata Rio yang memberikan makanan ke Ify, Ify pun hanya nurut

----

            Shilla melirik jam yang terpasang diruang tengah rumahnya, matahari yang sudah terbenam dari tadi, langit pun sudah menjadi gelap, ia mengigit bibir bawahnya, ia merain ponselnya dan memencet sebuah nomor telefon yang ia sudah hafal diluar kepalanya

“nomor yang anda tuju sedang dialihkan” suara costumer service yang terdengar, bukan seseorang yang ia tuju yang menjawab telfonnya

“argh.. ga aktif lagi hpnya” kata Shilla sambil menggenggam ponselnya erat, ingin rasanya ia membanting benda tersebut untuk melampiaskan emosinya, tetapi ia tak mungkin, ponselnya yang sudah ia beli dengan uang tabungannya dengan susah payah harus hancur dalam keadaan berkeping-keping karena ulahnya “Ify lo kemana sih!!!!” teriak Shilla emosi yang ternyata sedang menunggu adik semata wayangnya yang tak kunjung pulang. Ia sangat khawatir karena ia mengetahui bahwa tadi siang adiknya itu sempat jatuh pingsan, kalau terjadi apa-apa dengan Ify, pasti ia tak akan memaafkan dirinya sendiri atas kelalaiannya

------

            Rio melihat mamanya yang sedang duduk diruang tengah sambil menonton televisi, ia pun menghampiri mamanya dan duduk disampingnya
“eh Yo, Ify mana?” tanya Tante Manda

“masih dikamar ma” jawab Rio “ma, maafin Rio ya”

“buat apa? Kamu ga salah apa-apa kok”

“Rio ga bisa bawa Gabriel kesini”

“maksud kamu?”

“tadi Rio udah coba buat ngomong sama Gabriel, tapi dia ga mau ma”

“panggil dia kak yo, dia kakak kamu”

“iya ma, kak Gabriel dia ga mau kembali lagi kesini”

“kenapa?”

“Rio juga ga tau ma, nanti Rio akan usahain lagi deh” ucap Rio, senyum lebar pun merekah diwajah mamanya Rio

-----

            Ify melangkah keluar dari kamar Rio, ia yang sedang mencari Rio untuk berpamitan pulang karena hari sudah malam, langkahnya terhenti ketika melihat Rio sedang duduk bersama Tante Manda yang sedang membicarakan sesuatu. Ia pun sedikit mendengar percakapan tersebut

“eh Ify” pekik Rio yang melihat Ify yang menyadari atas kehadiran Ify, Ify yang tampak gelagapan karena ia tertangkap basah sedang menguping pembicaraan orang hanya bisa tersenyum kikuk

“eh iya, gue pulang dulu ya Yo, udah malem, makasih banget ya, tante Ify pamit pulang dulu ya” kata Ify

“iya Ify, kamu pulang sendirian?” tanya Tante Manda, Ify pun hanya mengangguk “anterin Ify pulang gih Yo!”

“eh, ga usah tante, Ify bisa pulang sendiri kok” batah Ify sambil menyunggingkan senyumnya

“ga baik perempuan pulang males, mana sendirian lagi, kamu mau nganterin Ify kan Yo?” tanya tante Manda, Rio pun hanya mengangguk

“tapi tante…”

“udah, sekarang kamu pulang dianter Rio ya, kasian nanti keluarga kamu nungguin kamu” sela Tante Manda sambil mengelus puncak kepala Ify, Ify yang diam terpaku, sudah lama ia tak merasakan belaian seorang ibu, sudah lama ia tak merasakan kasih sayang orang tuanya, Ify menggigit bibir bawahnya mencoba menahar air matanya. Rio yang menyadari perubahan sikap Ify pun langsung menarik tangan Ify

“ma, Rio ngaterin Ify dulu ya” kata Rio yang menarik tangan Ify dan langsung meninggalkan Tante Manda, sedangkan Ify hanya pasrah tangannya ditarik oleh Rio

------

            Mobil berwarna merah tersebut menerobos gelapnya malam tersebut, didalamnya Rio dan Ify yang terlarut didalam kesepian dan keheningan, tidak ada salah satu dari mereka yang membuka mulutnya untuk mengeluarkan sepatah dua patah kata pun, Ify menatap kosong jendela mobil tersebut, yang tanpa ia sadari ini sudah memasuki daerah tempat tinggalnya

“Fy, udah nyampe” ucap Rio ketika memberhentikan tepat didepan rumah sederhana Ify

“eh iya, makasih ya Yo” kata Ify yang tersadar dari lamunannya dan beranjak untuk keluar dari mobilnya Rio, tetapi tangan Rio menahannya “kenapa?”

“harusnya gue tanya sama lo, lo kenapa? Aneh banget?” tanya Rio sambil menaikkan kedua alisnya

“gu…gue gapapa kok, gue duluan ya, udah malem” kata Ify yang tergagap dan langsung keluar dari mobilnya Rio, Rio pun hanya menghela nafas panjang

------

            Ify melangkah memasuki rumahnya, ia memang memiliki kunci cadangan yang selalu ia bawa kemana pun, keadaan rumah yang sudah gelap yang membuatnya berpikiran bahwa kakaknya sudah terlelap dalam mimpinya, tetapi ternyata dugaannya salah

Ckkrreekkk….

Suara steker lampu yang berbunyi yang membuat keadaan rumah itu menjadi terang menderang

“kak…kakak belom tidur?” tanya Ify yang kaget melihat Shilla yang berada dihadapannya karena jam sudah menunjukan pukul 11 malam, bukannya menjawab pertanyaan Ify, Shilla tiba-tiba langsung memeluk erat tubuh Ify yang membuat Ify terlonjak kaget “kak, lo kenapa?” tanya Ify lembut sambil melepaskan pelukan Shilla

“Ify, lo kemana aja? Lo kenapa ga ngabarin gue? Gue khawatir banget, gue takut kehilangan orang yang gue sayang lagi” ucap Shilla lirih, air matanya yang mulai berjatuhan

“Ify disini kok kak, Ify janji ga akan ninggalin kakak” kata Ify sambil menghapus air mata Shilla, Shilla pun tersenyum simpul kepada Ify

“mendingan sekarang lo istirahat dulu ya, besok lo ceritain semuanya ke gue ya” ucap Shilla sambil mengacak-acak rambut adiknya tersebut, Ify pun hanya mengangguk dan melangkah menuju kamarnya

------

            Air mata Ify terus mengalir membasahi pelupuk matanya, jam dinding yang sudah menunjukan pukul 2 pagi, matanya yang belum bisa terpejam, pandangannya lurus menerawang dengan air mata yang terus terjun, ia menangis tanpa isakkan suara, ia takut kalau kakaknya mengetahui keadaannya sekarang, ia takut kalau kakaknya itu menghawatirkannya. Sekarang yang ia fikirkan adalah janjinya kepada kakaknya untuk tidak meninggalkan kakaknya, ia takut ia tak bisa memenuhi janjinya itu, ia takut ia pergi terlebih dahulu meninggalkan kakaknya. Perhalan ia mencoba untuk menutup matanya untuk terlelap dalam mimpinya

-----

            Shilla membuka kamar Ify dengan perlahan, dilihatnya adiknya yang masih terlelap dalam tidurnya dengan selimut yang menyelimuti adik semata wayangnya. Shilla pun mendekati adiknya tersebut dan menarik selimut adiknya

“Fy, bangun, udah siang” kata Shilla sambil mengguncang-guncangkan badan adiknya

“emm…” erang Ify sambil berusaha membuka kedua matanya

“lo sakit Fy?” tanya Shilla yang melihat keadaan adiknya tersebut, muka yang pucat, mata yang sembab, dengan rambut yang acak-acakan, Shilla pun menempelkan punggung tangannya didahi Ify

“astaga Fy, badan lo panas banget, lo sakit Fy, lo ga usah sekolah, gue buatin makan dulu trus nanti minum obat ya” cepocos Shilla panik karena Ify yang biasanya terbilang bukan cewek yang lemah, ia jarang sekali sakit

“gue gapapa kok kak” jawab Ify lirih sambil tersenyum tipis “gue mau sekolah”

“engga, lo ga boleh sekolah, gue mau nelfon Zahra dulu buat izin gue sama lo ga masuk sekolah”

“udah, lo masuk aja, gue gapapa kok sendrian sendiri, lo juga udah kelas 12, lo ga boleh ketinggalan pelajaran sehari pun”

“beneran?” tanya Shilla yang tidak yakin dengan adiknya, Ify pun hanya mengangguk “yaudah, gue bikini lo makan dulu ya” kata Shilla yang kemudian meninggalkan Ify

------

            Shilla berjalan dilorong sekolahnya, ia tampak celingak celingukan mencari seseorang, langkahnya terhenti ketika ada seseorang yang memanggil namanya

“Shilla” panggil seseorang dibelakangnya, Shilla pun menoleh ke arah belakang, ia melihat orang tersebut yaitu… Cakka “lo ngapain disini? Ga ke kelas?”

“gue mau nyari seseorang dulu” kata Shilla yang kembali celingak celingukan “Agni” pekik Shilla ketika melihat Agni yang sedang berjalan melintas ke arahnya, merasa terpanggil Agni pun menghampiri Shilla

“kenapa kak?” tanya Agni kepada Shilla, Agni yang menyadari keberadaan Cakka pun hanya melirik Cakka sinis

“tolong bilangin kalau Ify hari ini sakit” jawab Shilla, Agni pun hanya manggut-manggut tanda ia mengerti dengan perkataan Shilla

“gue duluan ya kak,mau ada urusan” ucap Agni yang langsung meninggalkan Shilla sambil menatap sinis Cakka, Cakka pun hanya diam menunduk

“Kka, ayok ke kelas, udah mau bel nih” ajak Shilla kepada Cakka, Cakka pun hanya mengekori Shilla dari belakang

------

            Cakka dan Shilla berjalan beriringan masuk ke kelas mereka, pandangan seluruh siswa pun tertuju kepada Cakka dan Shilla, sedangkan yang dilihatin hanya cuek.

“lo bareng sama Shilla, Cakk?” tanya Alvin ketika Cakka sudah duduk disampingnya, Cakka pun hanya menggeleng

“tadi gue ketemu dia dikoridor” jawab Cakka, Alvin pun menghela nafas lega. Harus kah gue bersaing dengan sepupu gue sendiri? Batin Alvin. Galau? Itu lah yang sedang sekarang ia rasa kan, hatinya sangat bimbang memilih antara cinta dengan persaudaraan. Ia memang mencintai Shilla, bahkan sangat mencintai gadis itu, tetaoi ia juga tidak bisa egois, karena ia sendiri tau bahwa sepupunya sendiri juga mencintai gadis yang ia cintai. Munafik? Ya itu lah kata-kata yang terngiang-ngiang dikepalanya, mungkinkah dia munafik? Tapi entah lah, dia juga tak mengerti perasaannya sekarang ini.

-----

            Rio menatap kosong bangku yang tepat didepannya, saat ini bangku tersebut kosong, tak ada yang menempati, tak ada seorang cewek bawel yang bisa menyebutnya dengan sebutan ‘Mario Bros’, ia memejamkan kedua matanya, mencoba menghilangkan perasaan aneh yang sedang ia landa sekarang. Disampingnya, ray yang sedang menusuk-nusuk Agni dengan pensil yang sedari tadi ia pegang

“apaan sih Ray, sakit tau!” sunggut Agni kesal kepada Ray

“Ify mana?” tanya Ray, mendengar nama yang disebutkan Ray, Rio dengan cepat menoleh ke Ray

“ga masuk” jawab Agni jutek yang masih kesal kepada Ray

“kenapa?” sahut Rio datar, Agni dan Ray pun menatap Rio heran, seorang Mario Stevano Adytia Haling yang super duper dingin kepada cewek tiba-tiba menanyakan sebab rivalnya yang tak masuk sekolah “lo ngapain ngeliatin gue kayak gitu? Kayak mau nelen gue aja” kata Rio yang bergidik ngeri

“dia sakit” jawab Agni

“hah? Sakit apa? Masa seorang Ipy Surtipi bisa sakit sih” tanya Ray histeris

“nanti pulang sekolah gue mau jenguk dia, lo mau ikut ga?” tanya Agni

“gue mau!” jawab Rio semangat, Ray dan Agni pun kembali menatap Rio yang menurut mereka super duper aneh tersebut “eng..eng… gue Cuma…”

Tettt….teettt,,,

Bel tanda masuk pelajaran pun berbunyi. Rio menghela nafas lega karena bu Winda telah masuk ke kelasnya sehingga Ray dan Agni tak bisa mengintograsinya lagi

-------------

            Ify membolak balik lembaran novel yang sedari tadi ia baca, bosan, itu lah hal yang sekarang ia rasakan. Ify pun segera menyambar cardigan berwarna biru yang menggantung dikamarnya, dia melangkah menuju luar rumahnya.

------



__ade nurmyla fauziati__

Tidak ada komentar:

Posting Komentar