Jumat, 26 Agustus 2011

Amour Pour Alyssa Et Ashilla part 11


******
                Ify berjalan disebuah tempat yang ia pun tak mengetahui nama tempat tersebut, ia yang sedang menyapu pandangannya untuk mencari seseorang, panas terik matahari yang menyengat pun tak mengurungkan niatnya untuk mencari orang tersebut. Keringat yang membasahi wajahnya yang terlihat sangat pucat, ia pun tak memperdulikan kondisinya sekarang, yang ia sangat perdulikan adalah niatnya untuk datang ketempat ini. Senyumnya mengembang ketika melihat orang yang ia cari, tanpa pikir panjang Ify pun menghampiri orang itu.

“Gabriel” panggil Ify kepada orang tersebut, Gabriel pun menoleh ke arah Ify dan mengerutkan dahinya tanda ia bingung mengapa gadis ini bisa menemuinya disini “yel, gue mau ngomong sama kamu”

“kok kamu ada disini? Mau ngomong apa? Kok kayaknya penting banget” Tanya Gabriel

“ada sesuatu yang mau gue omongin sama lo, tapi ga disini”

“dimana?”

“ikut gue aja deh” kata Ify yang langsung menarik tangan Gabriel.

-------

                Shilla melirik jam tangannya berwarna biru yang melingkar indah ditangannya. Argh, masih jam 1 lagi, mana abis ini gue masih ada siaran lagi, batinnya kesal.

“shill lo kenapa?” bisik Zahra yang merasakan kegelisahan pada teman sebangkunya ini, Shilla pun hanya menggeleng lemah, Zahra yang hanya bisa menghela nafas berat karena ia tak bisa bertanya panjang lebar lagi karena ada guru didepan yang sedang menjelaskan pelajaran yang cukup rumit

-----

                Ify menghentikan langkahnya yang membuat Gabriel juga mengehentikan langkahnya.

“mau ngomong apa?” tanya Gabriel lembut, Ify menatap teduh Gabriel

“apa lo punya masalah dengan keluarganya Rio?” tanya Ify yang membuat Gabriel tersentak kaget dan menatap Ify heran

“engga kok” bantah Gabriel, Ify pun tersenyum miring dan mengalihakan pandangannya dari Gabriel

“lo ga usah bohong yel, walau pun kita baru kenal tapi gue udah tau siapa lo”

“gue ga bohong!”

“lo anaknya Tante Manda? Saudara kembar Rio?” tanya Ify yang berbalik menatap Gabriel

“engga, gue ga punya saudara dan nyokap kayak mereka!”bantah Gabriel dengan nada meninggi

“kenapa? Lo benci sama mereka?”

“iya, karena mereka udah ninggalin gue sendirian dan dengan seenaknya mereka meminta gue kembali ke mereka, kenapa baru sekang? Gue butuh mereka dulu, bukan sekarang!”

“tapi bagaimana pun mereka keluarga lo, Rio sedarah sama lo, dan Tante Manda yang udah susah payah ngelahirin lo, tapi lo malah ngebentak dia, apa itu balasan lo kepada mereka!” kata Ify dengan nada meninggi, Gabriel pun hanya terdiam membisu yang mencerna perkataan Ify

“gue ga bisa maafin mereka Fy” jawab Gabriel lirih, Ify pun menghena nafas

“apa perlu gue berlutut dikaki lo supaya lo maafin mereka?” tanya Ify, lagi-lagi Gabriel pun hanya diam, tiba-tiba Ify menjatuhkan dirinya dikakinya Gabriel, ia mengahpus semua rasa gengsi dihadapan laki-laki ini, harga dirinya jatuh ditangan laki-laki ini, ia berlutut di hadapan Gabriel “gue minta lo maafin mereka dan kembali tinggal dengan mereka”

“Fy, bangun ga lo!” perintah Gabriel sambil memaksa Ify untuk berdiri, tetapi Ify tak mau, ia tetap berlutut dihadapan Gabriel

“apa yang bisa gue lakuin buat lo maafin Tante Manda dan Rio?” tanya Ify yang tak mengubris perintah Gabriel tadi, tetapi Gabriel hanya diam “gue mohon Yel” tiba-tiba Gabriel berjongkok dihadapan Ify dan membantu Ify berdiri

“ok, demi lo gue akan kembali ke rumah itu” jawab Gabriel sambil menatap mata Ify, raut wajah Ify pun menjadi berbinar-binar, dan langsung menghamburkan pelukkannya kepada Gabriel

“makasih banget Yel” jawab Ify, Gabriel pun hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Ini semua gue lakuin karena lo Fy, gue cinta sama lo! Batinnya. Ia pun melepaskan pelukkan Ify

“kenapa lo ngotot banget sih biar gue kembali ke rumah Tante Manda?” tanya Gabriel

“emm…” kata Ify yang tampak berpikir “karena lo masih beruntung mempunyai keluarga yang sayang sama lo, masih ada nyokap lo yang bisa ngehawatirin lo, masih ada nyokap lo yang selalu menjaga lo” jelas Ify antusias, Gabriel pun hanya tersenyum tipis melihat tingkah laku gadis yang ada dihadapannya ini

“lo bener banget Fy” jawab Gabriel sambil mengacak-acak rambut Ify, Ify pun hanya merenggut kesal

“berantakan Yel” gerutu Ify yang membuat Gabriel terkekeh, tawa Gabriel terhenti ketika melihat perbedaan diwajah Ify

“Fy lo sakit?” tanya Gabriel yang ternyata sadar dengan muka pucat Ify, Ify pun gelagapan

“eng…engga kok” bantah Ify, Gabriel pun menempelkan punggung tangannya didahi Ify “gila lo Fy, badan lo panas banget, lo sakit? Pantesan lo siang-siang gini nyamperin gue, lo pasti ga sekolah dan kabur buat nemuin gue disini!” cerosos Gabriel, Ify pun memamerkan deretan gigi putihnya

“hehehe.. 100 buat lo Yel, tapi gue gapapa kok, buktinya gue masih sehat-sehat aja, yaudah, gue duluan ya, udah mau siang nih, keburu kak Shilla pulang, nanti gue bisa ditelen dia kalau gue ketauan kabur siang-siang tengah hari bolong” cerocos Ify yang beranjak meninggalkan Gabriel, tetapi Gabriel menahannya

“lo gapapa pulang sendirian?” tanya Gabriel ragu, Ify pun hanya tersenyum

“gue gapapa kok, tenang aja lagi” jawab Ify sambil tertawa kecil “yaudah gue duluan ya, bye”

------

                Ify melangkahkan kakinya dipekarangan rumahnya, pintu rumahnya yang masih tertutup yang menandakan kakaknya belum pulang. Huh, selamet-selamet, batinnya sambil mengelus-elus dadanya

Ckkrreeeaakkkk….

Pintu ia buka, bertapa kagetnya ia ketika melihat Agni, Ray dan tentunya Rio yang sudah duduk diruang tengah, mereka yang sedang menatapnya.

“eh, kalian udah lama?” tanya Ify dengan cengiran khasnya

“dari mana aja lo Fy? Udah tau sakit mana jalan-jalan lagi” kata Ray

“tadi gue bosen dirumah, trus gue keluar aja deh, lagian gue juga punya urusan, gue gapapa kok, kayak kalian liat, gue sehat-sehat aja” jawab Ify

“alesan” cibir Rio, Ify pun hanya menatap Rio tajam sedangkan Rio hanya memasang muka polosnya

“gapapa gimana muka lo pucet banget lagi” kata Agni yang memperhatikan wajah Ify

“mmph..” Ify menutup mulutnya dan berlari melewati mereka-Agni-Ray-Rio-. Mereka bingung menatap Ify dan berjalan mengikuti Ify

“lo kenapa?” tanya Ray, yang melihat Ify berdiri didepan wastafel, Ify tak menjawab hanya mengibaskan tangannya

“heh, lo kenapa Fy?” tanya Rio yang sedari tadi diam

“mm… oooeeekkk…!!!” Ify memuntahkan isi perutnya, badannya terasa lemas

“are you okay?” tanya Agni sambil memijat-mijat punggung Ify, Ify pun hanya menggeleng lemas, tiba-tiba Rio menyodorkan Ify segelas air hangat yang tadi sempat ia ambil, Ify pun hanya mengerngitkan dahinya tanda ia bingung dengan sikap Rio

“minum aja, biar enakan, jangan dipelototin terus” kata Rio, Ify pun mengambil air tersebut dan meminumnya

“mendingan lo istirahat aja deh Fy, dari pada lo nanti makin sakit” kata Agni, Ify pun hanya tersenyum tipis “Fy, udah sore nih, kita balik ya, lo gapapa kan dirumah sendirian?” tanya Agni ragu

“hahaha, gapapa kali Ag, udah sono hush..hush…hush… pulang” kata Ify sambil mendorong-dorong Agni

“ngusir nih!”  tanya Ray

“kalo iya kenapa?” balas Ify sambil memeletkan lidahnya

“huh, yaudah kita balik dulu ya Fy” pamit Ray, Ify pun hanya mengangguk, sedangkan Rio? Ia hanya bisa diam dan langsung pergi tanpa sepatah kata pun Ify pun menghela nafas. Ckckck… lo beda banget sama Gabriel yang notabenya saudara kembar lo, dia ramah, sedangkan lo? Jutek akut, batin Ify

------

                Shilla berjalan sendirian dilorong sekolah yang sudah sepi, ia melirik jam tangannya yang jarum pendeknya menunjukan angka 2. Huh, kalau bukan bu Uchie yang ngasih tugas ke gue pasti gue ga bakal pulang se sore ini, mana jam 3 gue ada siaran lagi, runtuknya dalam hati.

“Shilla…” paggil seseorang, Shilla pun menoleh kearah belakangnya

“Alvin” pekiknya ketika melihat orang tersebut “lo belum pulang?” tanya Shilla agak kaku. Hei, tumben sekali seorang Alvin Jonathan seseorang yang ia puja-puja memanggil namanya dan mengajaknya bicara, fly fly fly, batinnya

“belom”

“ngapain lo masih disini?”

“mm…” jawaban Alvin yang menggantung, ingin rasanya ia berkata ‘nungguin lo’ tertapi mulutnya tak bisa membuka dan masih terkatup “tadi… gue ada urusan, iya ada urusan”

“oh, gue duluan ya, gue masih ada urusan” kata Shilla. Shill,, lo bodoh banget sih,, udah tau Alvin lagi ngajakin lo ngobrol lo malah pergi duluan, bodoh bodoh bodoh, Alvin itu jarang banget ngobrol sama lo, kesempatan emas buat lo buat deket sama Alvin, runtuknya dalam hati

“mau gue anterin?” tanya Alvin sambil tersenyum tipis kepada Shilla, senyum yang sangat jarang ia tunjukan kepada seseorang, apalagi dengan seorang perempuan. What?! Alvin mau nganterin gue… huuuaaa…. Batin Shilla histeris

“i..ii…iya…” jawab Shilla gugup

“yaudah yuk, nanti lo telat lagi” kata Alvin yang reflek menarik tangannya Shilla. Huuuaa… Alvin megang tangan gue, batin Shilla dengan jantungnya yang sudah marathon. “eh, sorry” kata Alvin yang menyadari ia menarik tangan Shilla, segera Alvin pun langsung melepaskan genggaman tangannya dan tersenyum kikuk kepada Shilla

“udah yuk Vin, nanti gue telat” kata Shilla yang berjalan meninggalkan Alvin, Alvin pun hanya mengikuti langkahnya

------

                Rio melangkahkan kakinya memasuki rumahnya, seperti biasa, rumahnya masih dalam keadaan sepi, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat seseorang yang sedang duduk diruang tamunya

“Gabriel” pekik Rio ketika melihat orang tersebut, Gabriel pun hanya tersenyum miring melihat Rio yang kaget atas kehadirannya “lo ngapain disini?!”

“gue mau balik ke rumah ini” jawab Gabriel santai

“hah?”

“eh, Rio, kamu udah pulang?” tanya Tante manda yang tiba-tiba datang dari dalam rumah

“udah Ma” jawab Rio “Ma, kok Gabriel ada disini?” tanya Rio yang masih heran dengan kehadiran Gabriel

“sekarang kamu manggil Gabriel, kakak ya” pinta Tante Manda yang semakin membuat Rio bingung

“maksud mama?”

“ya, Gabriel akan kembali ke keluarga kita”

“hah?”

“nanti mama jelasin lagi, kamu ngobrol-ngobrol dulu ya sama Gabriel,mama mau masuk dulu” kata Tante Manda yang kemudian meninggalkan Rio dan Gabriel yang masih dalam keheningan

“apa maksud lo?” tanya Rio dingin kepada Gabriel

“maksud apanya?”

“maksud lo kembali ke keluarga gue, bukannya kemarin nolak lo mentah-mentah tawaran gue? Dan tiba-tiba lo seenaknya kembali ke rumah gue”

“hei, jangan GR dulu ya, gue kesini karena permintaan Ify bukan karena permintaan lo!”

“Ify? Kenapa dengan Ify?”

“tadi siang dia minta gue buat kembali ke keluarga  lo, mungkin kalau Ify ga minta itu sama gue gue juga ga bakal masuk ke rumah ini!” jawab Gabriel yang membuat Rio terdiam. Ify, maksudnya? Jadi tadi siang Ify pergi buat ngebujuk Gabriel untuk kemali ke keluarga gue, atas dasar apa dia mau ngebantu gue? Batin Rio

“okey, gue harap lo ga macem-macem disini!” kata Rio yang langsung meninggalkan Gabriel yang memandang Rio dengan senyum sinisnya

-----

                Shilla melingkarkan tangannya dipinggang Alvin, motor yang dibawa Alvin melaju dengan kecepatan sedang, jantung Shilla yang masih marathon yang tak bisa ia kendalikan. Oh god, ini gue ga mimpi kan? Sumpah gue ga nyangka banget bisa sedeket ini sama Alvin, batinnya. Alvin pun menghentikan laju motornya didepan sebuah gedung tempat kerja Shilla

“thanks ya Vin udah mau nganterin gue” kata Shilla yang sudah turun dari motornya Alvin

“iya sama-sama, gue duluan ya” jawab Alvin sambil tersenyum manis kepada Shilla yang membuat Shilla bluhshing “Shill, lo kenapa?”

“eh, gapapa kok, iya, sekali lagi makasih ya” kata Shilla kikuk, Alvin pun pergi meninggalkan Shilla

----

                Cakka yang sedang melajukan mobilnya, tiba-tiba ia mengerem mendadak ketika melihat 2 orang yang sudah tak asing lagi baginya. Alvin? Shilla? Ngapain mereka? Apa mungkin Alvin nganterin Shilla? Atau…. Batinnya yang menggantung. Engga, mereka ga ada apa-apa, mereka Cuma temenan, hiburnya yang kemudian kembali melajukan mobilnya.

-----

                Shilla memutar kenop pintu kamar Ify, dilihatnya adik semata wayangnya yang sedang menulis sesuatu disebuah buku, mungkin itu buku diarynya, batinnya menerka-nerka, dilihatnya Ify yang menoleh ke arahnya

“kenapa kak?” Ify yang berbalik menghadap Shilla

“lo masih sakit?” Ify pun hanya menggelengkan kepalanya

“gue gapapa kok”

“lo berhenti kerja aja ya” pinta Shilla lembut sambil menatap teduh adik semata wayangnya, Ify pun menggeleng

“engga kak, gue pengen mandiri”

“tapi Fy, lo jadi kecapean, nanti lo sakit-sakitan terus, kalo oma tau keadaan lo sekarang, kita pasti disuruh pindah” jelas Shilla, Ify yang terdiam, ia Nampak sedang memikirkan perkataan Shilla, dan menghena nafas berat

“okey, nanti gue ngundurin diri ke Rio” senyum diwajah Shilla pun mengembang

“yaudah, gue balik ke kamar dulu ya” Ify pun hanya mengangguk dan kemudian merain ponselnya

============

Yo, gue ngundurin dari kefe lo,,
Bukan kerena apa-apa soalnya keadaan gue mulai ga fit,,
Thanks,,
_ify_

=========

Ify mengakhiri pesan singkatnya dan kemudian merekan tanda ok, perlahan senyum dibibirnya tertarik, sekarang ia tak punya beban untuk bekerja walaupun ia harus kembali bergantung dengan kakaknya.
Tttiiiiitttt….tttiiiiittt…….
Suara ponselnya yang bergetar tanda sebuah sms masuk
==========
Okey
=========

Sebuah pesan singkat balasan dari Rio. Ckckck, ni bocah bener-bener Limbat wanna be kali, dimana-mana pasti ngomongnya SPJ-singkat-padat-jelas-, batinnya

-----------

                Alvin memegang gitarnya sambil memainkannya asal, ia pun mulai memetik gitarnya dan mulai bernyanyi.


                Lagu berjudul ‘bukan diriku’ dan band ‘Sansons’ yang berhasil ia nyanyikan dengan sempurna, penghayatannya yang mendalam dan suaranya yang mengalun indah yang membuat siapa saja orang yang mendengarnya terpana.

“woi bro, keren banget lo nyanyinya” kata Cakka yang tiba-tiba masuk ke kamar Alvin dan langsung loncat ke kasur Alvin yang sempat membuat Alvin keget

“ngeselin banget lo, ngagetin gue aja, mana masuk ga pake permisi lagi” sunggut Alvin kesal yang membuat Cakka tertawa kecil

“lagi serius banget lo nyanyiinnya, kayaknya dalem banget itu lagu lo nyanyiin, buat siapa tuh?” goda Cakka sambil menaik turunkan alisnya, Alvin pun hanya tersenyum misterius

“want to know aje” Cakka pun mengerucutkan bibirnya

“Vin, lo tadi pergi sama Shilla?” tanya Cakka yang mengganti topic pembicaraan yang membuat Alvin tersentak kaget

“eng…eng… engga” bantah Alvin gugup, Cakka pun hanya tersenyum tipis

“tadi gue ngeliat lo, udah lu ga usah bohong” desak Cakka

“sorry Kka” jawab Alvin lirih sambil menunduk, Cakka pun hanya tersenyum miring “beneran gue ga ada apa-apanya sama Shilla, tadi gue kebetulan mau nganterin dia aja”

“gue harap seperti itu”

“lo masih ngarepin dia?” Cakka pun mengangguk cepat

“masih besar rasa cinta lo buat dia?” Cakka kembali mengangguk, Alvin menghela nafas berat dan sejenak memejamkan matanya

“yaudah, sana gue pengen tidur” Alvin yang mendorong-dorong Cakka untuk keluar dari kamarnya. Maaf kalau gue udah ngecewain lo, batin Alvin setalah Cakka keluar dari kamarnya

-----

                Ify memaksakan membuka kedua kelopak matanya yang masih sanget berat, dilihatnya jarum jam yang mengarah ke angka 5. Gue telat, teriaknya dalam hati. Memang, matahari masih belum muncul, langit pun masih gelap, banyak orang yang masih terlelap dalam tidurnya, tapi menurut Ify ia bangun jam 5 pagi adalah waktu yang cukup telat untuk sampai disekolahnya karena hari ini adalah jadwal piketnya. Dengan tergesa-gesa ia mandi dan memakai seragamnya. Good, pikirnya ketika melihat pantulan dirinya dikaca, diliriknya kembali jarum pendek jam yang menunjukan pukul 05.45. memang ia hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk bersiap-siap, waktu yang standar bukan? Ia pun segera keluar dari kamarnya dan menghampiri Shilla.

“pagi kak” sapanya, Shilla pun menoleh ke arah Ify dan tersenyum tipis

“tumben jam segini baru keluar, udah mau sekolah? Yakin udah sembuh?” tanyanya bertubi-tubi, Ify pun tersenyum kecil yang melihat kakaknya yang protective terhadap dirinya

“hahaha, gue udah sembuh kok kak” jawab Ify yang kemudian melahap sarapannya

“lo yakin?” tanya Shilla ragu, Ify pun mengangguk mantap dan kemudian berjalan untuk mengambil sepatunya

“bareng ga nih kak?” tanya Ify tanpa menoleh ke Shilla yang sedang mengikat tali sepatunya

“gue bareng aja sama lo, takut lo pingsan dijalan lagi” jawab Shilla sambil terkekeh

“gue ga selemah itu kali” kata Ify yang kesal dengan kakaknya

“yaudah, berangkat yuk, nanti telat lagi” kata Shilla sambil mengacak-acak rambut adiknya

“berantakan kak” kata Ify kesal

“udah, tetep cantik kok” kata Shilla yang membuat Ify tersenyum puas dan kemudian berjalan menuju sekolah mereka

---------

_ade nurmyla fauziati_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar